Alam Raya Rumah Mereka

0 komentar

pada saat saat usai bencana,
satu pertanyaan yang menggusarkan saya adalah bukan kepada berapa jumlah korban tewas
atau gimana penanganan darurat tanggap bencana serta apakah bantuan sudah tersalurkan dengan baik ...

melainkan kepada bentuk kehidupan macam apakah yang akan dibangun kembali kepada mereka yang terkena bencana ?
ini adalah sebuah pertanyaan penting
mengingat semakin banyak orang (pemimpin maksut saya, :)) yang melupakan kearifan budaya lokal mereka.
contoh contoh sederhana saja akan para pelupa tersebut adalah :

1.
Marzuki Alie yang seorang tokoh DPR/MPR dengan seenak jidat komentar bahwa
"orang orang Mentawai sebaiknya dipindahkan ke daratan saja ..."
seakan lupa,
bahwa laut dan kepulauan adalah rumah mereka,

cikal bakal tradisi dan budaya Mentawai yang tersohor ke seluruh dunia ...
memindahkan ke daratan adalah mencerabut segenap hal dengan melupakan konteks budaya dan sejarah serta juga menambah persoalan baru di berbagai bidang nantinya

2.
bahkan Gubernur Sumbar saat tsunami terjadi di Mentawai malahan plesir ke Jerman dengan alasan promo pariwisata ... yang saya tau,
Minangkabau dengan Ngarai Sianok, Istana Pagaruyung, Jam Gadang, dll itu sudah terkenal di luar negeri ...
Mentawai dengan kultur dan tatonya yang eksotik itu juga udah kesohor di seluruh dunia ...

bagi saya, ini bukan saja seperti seorang Bapak yang kabur ninggalin istri dan anak saat rumahnya kena bencana,
namun juga adalah seseorang yang juga tidak benar benar mengenali rumahnya sendiri

bahkan pernah juga terdengar kabar bahwa ...
"bupati Boyolali minggat ke Bali saat kotanya dikepung hujan abu dan gempa tremor Merapi .."
shit! >
... ... ...

saya sempat mendengar wacana
untuk membangun wilayah tempat tinggal yang lebih aman dari zona bahaya bencana
bagi seluruh pengungsi di berbagai wilayah bencana,

baik itu Wasior, Mentawai maupun Merapi

bagi saya ini adalah sebuah solusi instan dan gampangan ...
keliatan kalo orang orang pada males mikir

"sungai dan hutan adalah rumah bagi para penduduk Wasior"
"laut dan kepulauan adalah rumah bagi para penduduk Mentawai"
"gunung dan lembah adalah rumah bagi para penduduk Merapi"

disana mereka tinggal, berkeluarga, beranak cucu, bermata pencaharian, membentuk kebudayaan dan adat istiadat lokal,
menorehkan sejarah personal, serta menjaga hubungan dengan lingkungan dengan tata cara dan kearifan kultur mereka sendiri

seluruh catatan statistik yang ada juga menyebutkan bahwa
mereka yang terkena bencana akan selalu kembali ke rumah,
membersihkan tempat tinggal mereka dan memulai kembali kehidupan baru

apa semua orang Aceh kabur ninggalin tanah rencong pasca tsunami besar ?
apa semua orang Biak kabur ninggalin pulau Biak Papua pasca gempa besar ?
ennnnggaaaaak kaliiiikkk !

mereka kembali untuk mendiami rumah mereka dan memulai kehidupan baru kembali
oleh karena itu pertanyaan saya diatas menjadi cukup penting ...

"bentuk kehidupan macam apakah yang akan diberikan sebagai bantuan pasca semua bencana usai ?"

saya melihat bahwa keterikatan antara para penduduk dengan alam mereka adalah keterikatan batin yang sangat kuat
hujan abu adalah sarapan sehari hari bagi mereka yang tinggal di wilayah seputar gunung berapi
badai dan gelombang laut pasang adalah pemandangan biasa bagi mereka yang setiap hari mengarungi laut
alam raya adalah rumah mereka

ini mengapa saya bisa mengerti ...

kenapa para tetua adat lembah Merapi tidak meninggalkan rumah mereka walau mereka tetap menyuruh penduduk mengungsi ...
bahkan salah satu diantaranya kemudian meninggal terkena awan panas yaitu mbah Maridjan

banyak hal dalam bencana,
yang terkait budaya, sejarah dan kearifan lokal yang tidak bisa dengan begitu saja diselesaikan secara instan dengan tata cara modern
namun semakin banyak yang melupakan bahwa modernisme di Indonesia haruslah dibangun dengan landasan budaya, sejarah dan juga kearifan setempat

atau jangan jangan kita semua memang harus ikut saya ke bangku kuliah kaliii yyyaaa ... (hehee)
dan membuka kembali buku buku pelajaran ilmu budaya dasar ...
demi mempelajari kembali sejarah dan budaya kita sendiri
entahlah ...

saya hanya bisa berdoa
"semoga alam yang menjadi rumah kita ini tidak semakin hancur karena hasrat kemurkaan manusia"
semoga ...